Kader Stunting dan Nakes di Kolaka Ikuti Pelatihan - JURNALIS MANDIRI

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Jumat, 30 September 2022

Kader Stunting dan Nakes di Kolaka Ikuti Pelatihan

 


KOLAKA, JURNALISMANDIRI.COM
- Puluhan kader Stunting dan Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kabupaten Kolaka, mengikuti pelatihan cara penanganan dan pencegahan penyakit Stunting, di salah satu hotel di Kabupaten Kolaka selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu (30/9-1/10/2022).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Harun Masirri mengatakan,  pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. "Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada kelompok rentan antara lain ibu hamil, bayi, balita, ibu melahirkan dan usia lanjut. Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan antara lain adalah penurunan angka kematian ibu, bayi, anak balita dan status gizi masyarakat," ungkapnya pada acara pembukaan pertemuan pelatihan kader Stunting dan Nakes tingkat Kabupaten Kolaka tahun 2022.

Kata dia, Stunting merupakan isu nasional yang lagi marak dibicarakan disemua tempat dan disegala keadaan, stunting atau kekerdilan mencerminkan gagal tumbuh pada anak balita, hal ini disebabkan karena kekurangan zat gizi kronis yang terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun. "Dengan demikian periode 1000 HPK harus mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak dimasa depan," terangnya.

Sehingga lanjut Harun, pencegahan stunting perlu dilakukan secara terkoordinasi dan lintas sektor yang melibatkan semua pihak termasuk para kader dan bidan desa yang menjadi ujung tombak penggerakan dan pemberi pelayanan di desa mulai dari masa hamil, bahkan sejak remaja sudah harus minum ttd sekali seminggu dan ibu hamil 90 tablet selama kehamilannya untuk mencegah terjadinya anemia dan perdarahan saat melahirkan, anak yang baru lahir harus mendapat imd dan asi eksklusif sampai usia 6 bulan kemudian dilanjutkan dengan mp-asi dan tetap memberikan asi sampai dengan usia 2 tahun.

Olehnya itu, peran kader dalam menurunkan angka kematian ibu dan stunting sangat besar dimulai dari informasi kehamilan ibu, deteksi tanda-tanda bahaya secara dini melalui buku kia dan memahami program perencanaan persalinan dan penanganan komplikasi (P4K), kader dapat memastikan stiker  P4K tertempel di rumah setiap ibu hamil sehingga dapat dengan mudah memberikan pertolongan jika terjadi komplikasi.

"Kami mengharapkan agar, pertemuan ini dapat berjalan sesuai dengan harapan dan nantinya akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta kepedulian bapak ibu kader, untuk dapat berkontribusi dalam konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting dan kematian ibu/balita di Kabupaten Kolaka," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here